Rabu, 06 April 2016

Krul Lore hero vainglory

Krul Lore 1: Krul, the Tortured Undead (Manual Translate)
Krul, the Tortured Undead
 
 
Jangan pergi ke sana! Aku melihatnya ... dia ... dengan mataku sendiri. Suatu makhluk yang mustahil. Seorang laki-laki yang bukan lagi manusia, dengan pedang besar bercahaya menembus dadanya. Bayangkan saja lubang luka yang menganga. Pemandangan yang tidak masuk akal. Dan kemudian dia mendekatiku ...
 
Aku bisa merasakan rasa sakit merayap ke atas. Menembus ke tulang-tulangku. Rasa sakit mengangkat kakiku, mengaduk perutku, mencengkeram tenggorokanku. Aku merangkak ke semak-semak untuk bersembunyi dan melihat minion mati, menggeliat-geliat. Aku melihat prajurit meliuk dengan penuh kesakitan. Aku tidak berani bergerak; Aku membungkuk dan berdoa agar semua ini akan segera berlalu.
 
Aku tidak akan pernah lupa; Dia keluar dari bayangan, rahangnya terbuka lebar dengan teriakan, matanya bercahaya dengan kebencian. Dia adalah makhluk yang dikutuk yang tak bisa dihentikan. Kau tidak percaya padaku, tapi ini adalah kenyataan; tidak ada yang bisa selamat dari luka seperti itu - penderitaan itu.
 
Dia berjalan melewati minion, mencabik-cabik mereka. Hanya ada potongan-potongan kecil yang tersisa ketika dia selesai. Aku beruntung; dia hanya berjalan melewatiku. Dan aku merayap di sini seperti pengecut. Percayalah padaku, dia akan datang padamu juga. Kau telah diperingatkan.
Sekarang, biarkan aku mati.
Krul Lore 2: 'What Krul Seeks' (Manual Translate)
What Krul Seeks
 
 
"Lakukan!" dia meraung pada sebuah turret, yang di jalari tumbuhan berduri. "Buat lubang di tubuhku! Hancurkan aku!"
 
Kalau saja itu berhasil.
 
Turret itu tetap diam, tapi dia bisa mencium bau bekas ledakan baru. Seseorang ada yang mengisi pelurunya. Ada seseorang yang terus memanggil minion yang datang dari sisi lain tempat itu, melewati kekacauan dari apa yang dulu merupakan benteng batu. Dan lebih dari itu, mungkin seseorang yang dia cari.
 
Begitu dekat ...
 
Krul menyeret kaki kirinya, merawat luka bakar di pahanya yang baru saja terkena hantaman sihir. Bau dari daging tercium, dia mengasah giginya dengan batu. Lebih banyak minion datang. Bedebah jelek, tidak punya leher, tidak bisa bicara, tidak punya apapun kecuali bertarung. Dia memukul kakinya untuk menghilangkan rasa perih. Kebiasaan dari seorang mantan manusia. Udara berhembus melewati lubang di dadanya, pedang yang terjebak di dadanya berembun.
 
Setiap langkah adalah penderitaan, dan dia berlari cepat. Menangkap minion paling besar secara tiba-tiba, meratakannya dengan cepat, hiraukan rasa sakit, hiraukan rasa sakit, hiraukan ... Mencabik-cabik perut minion. Isi perut minion licin di tangannya; keluar seperti jaring laba-laba, kaki mereka dicabut dengan mudah seperti sayap lalat. Dia berteriak di wajah mereka, air liurnya muncrat. Tawa gilanya menggema. Nyawa mereka terhisap dari bangkai mereka dan memberinya makan. Hanya ini yang bisa memberikan dia kepuasan.
 
Ada darah, ada potongan tubuh, ada jeritan kematian dan cuilan makhluk hidup melekat di gigi dan kuku krul ketika dia melihat seorang wanita berdiri di atas reruntuhan dari benteng. Wanita itu adalah manusia yang berdiri tegap, sebuah pedang terkubur diantara retakan batu, matanya tanpa emosi. Wajah Krul, atau apa yang masih tersisa dari wajahnya, membuka membuat senyuman.
 
"Hullo, cantik!" dia memanggil. 
 
Wanita itu merespon dengan menarik pedangnya dari celah batu itu.
 
"Kau tidak bisa melindungi itu dariku," dia meraung. "Lebih baik larilah dan biarkan aku memilikinya, sebelum aku menghancurkan aset paling berhargamu."
 
Perempuan itu melompat, jatuh begitu keras pada Krul, pedang di depan, sihir di sekitarnya mendengung seperti lebah. Dia sangat pandai dengan senjatanya, dia sudah terlatih. Krul mungkin menghormatinya, dulu. Krul mendapat beberapa tebasan darinya. Krul mencoba menyerangnya, tapi tidak dapat mengenainya, berputar-putar, mendengus seperti iblis, mengindar sebisa mungkin sampai perempuan itu memutar pedangnya di atas pundaknya dan memukul dahinya dengan gagang pedangnya. Krul maju dengan cepat padanya, meraung dengan napas matinya. Lalu, tangisannya yang begitu gagah berani di hentikan dengan cengeraman tangan Krul pada lehernya.
 
"Makhluk cantik." Dia menjilat pipinya sementara wanita itu menggeliat-geliat; pedangnya jatuh ke bebatuan diantara mereka dan Krul menendangnya. Dia sudah memiliki pedang sendiri. Sebuah remasan, dan lehernya patah dalam genggamannya. Nyawa perempuan itu melayang dan dia ambruk, melupakan kejadian itu dia melangkahinya, berjalan ke arah turret.
 
Begitu dekat ...
 
Tidak ada orang yang tersisa untuk menjaga turret, untuk mengisi peluru dan sihir, tidak ada yang memanggil bedebah leher tebal. Kaki kanannya meninggalkan bekas darah dan kaki kirinya menyeret lumuran isi perut minion sepanjang perjalanan, melewati sebuah benteng, ke sumur.
 
Ke sumur yang mati.
 
Barangkali dulu, sumur terisi kristal; barangkali para hero dulu menjaganya. Barangkali dia dulu bisa menemukan keselamatannya di sini. Tapi sekarang tidak ada apapun, tidak ada adukan di dalam sumur, hanya pecahan dari kristal yang hancur bertebaran di sekitarnya, tidak berguna untuk dipertahankan.
 
Harapan sirna, dunia kembali padanya. Dingin datang, masuk ke dalam ototnya, mengejang di seluruh luka abadinya, apapun yang yang hidup di dalam dirinya mencoba menolak benda asing yang memadati dirinya. Kesakitan dan kebencian.
 
Dia menjerit dengan penuh penderitaan sebelum kembali ke dalam semak-semak. Ada jalan lain di sana, ke Halcyon Fold, yang harus dia tempuh sekarang.
Krul Lore 3: Krul Sails for the Fold (Manual Translate)
Krul Sails for the Fold
 
 
Dulu, ada kehangatan. Aku ingat api, bagaimana aku melompat dan mengumpat ketika percikan api mengenai tanganku. Daging dan apel di lidahkau. Detak jantungku yang tak bersuara. Ingatan itu kembali ketika aku telah lupa begitu lama. Penderitaanku tidak akan lengkap tanpa ingatan yang terus menghantui.
 
Ada yang hal-hal yang diingat oleh badanku, begitu dalam ke tulang; halhal yang ayahku seharusnya ajarkan padaku, meskipun aku tidak mengingatnya sekarang: bagaimana caranya mendayung, berlayar dan mengemudikan kapal. Bagaimana cara menguasai pedang. Bagaimana cara melucuti senjata musuh dan mematahkan leher mereka. Ada ingatan lainnya, tapi aku tak yakin apakan itu kenyataan ... atau hanya bagian dari lagu yang aku pernah dengar di bawah geladak.
 
Sepertinya mustahil bahwa aku dulu bernapas. Bahwa aku berpesta dengan saudara. Bahwa aku pernah memegang seorang wanita, hidungku terbenam di rambutnya, saat dia tidur.
 
Sekarang, hanya ada kesakitan.
 
Aku telah membawa kesengsaraan ini sejak jaman dari kakek buyutmu, dan jika apa yang aku cari tidak ada di Halcyon Fold, aku mungkin akan membawa kesengsaraan ini sampai generasi-generasi berikutnya.
 
Aku lapar. Aku berhasrat. Tapi kepuasan tidak pernah datang. Tidak ada kedamaian di dalam kehidupan yang dikutuk ini, kalau ini masih bisa disebut kehidupan.
 
Satu harapan tersisa. Satu kesempatan lagi untuk melepas jiwa dan besi yang mengikatnya-dan menemukan peristirahatan terakhirku. Setiap dayungan; setiap percikan ombak, membawaku lebih dekat pada keselamatan.

sumber group vainglory indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar