Kenapa Marquez begitu provokatif terhadap Rossi? Kenapa Rossi begitu panas dengan Marquez? Ada "unfinished business" di antara mereka berdua. Sepang hanyalah sarana untuk menyalurkannya
TIDAK AKUR. Valentino Rossi dan Marc Marquez dalam sebuah sesi konferensi pers. Sejak seri MotoGP Argentina musim 2015, hubungan keduanya terlihat mulai tak harmonis. Foto oleh Kimimasa Mayama/EPA
JAKARTA, Indonesia — Kamu pendukung siapa? Valentino Rossi, Marc Marquez, atau Jorge Lorenzo? Jawaban kamu akan menentukan bagaimana chemistry diskusi kita selanjutnya. Kalau kamu bukan pendukung Rossi, kita tak perlu banyak bicara lagi.
Kira-kira begitulah suasana di berbagai “forum” diskusi di Indonesia (dan mungkin dunia). Dari forum warung kopi, warung tegal, warung internet, sampai di warung-warung perkantoran.
Istirahat makan siang dipenuhi pembelaan meledak-ledak kubu Rossi. Sementara para pendukung Marc Marquez-Jorge Lorenzo tak banyak bicara tapi diam-diam ikut menyalahkan pebalap Italia tersebut.
Insiden “tendangan maut” Rossi kepada Marquez di Sirkuit Sepang, Minggu 25 Oktober, seperti membelah para penggemar MotoGP dalam dua kutub.
Para pendukung Marquez-Lorenzo menggunakan aturan untuk menyalahkan Rossi. Sementara, para pembela Rossi merasa pihaknya adalah korban konspirasi jahat Marquez-Lorenzo.
Masalahnya, sebagian besar kita melihat kasus tersebut hanya dari insiden Sirkuit Sepang. Tudingan itu diperkuat dengan tindakan “unsportsmanlike” Marquez yang melambat di Phillip Island, Australia untuk memberi ruang bagi Lorenzo, dan menghambat Rossi.
Teori konspirasi itu semakin menjadi karena Marquez dan Lorenzo berasal dari negara yang sama, Spanyol. Jadilah ini seolah pertarungan antara negeri Matador tersebut dengan Italia.
Apalagi, pebalap Italia yang membela tim Ducati, Andrea Iannone, memasang fotonya bersama Rossi di fanpage Facebook miliknya, sesaat setelah insiden Sepang. Jadilah duel antara dua negara: Italia dan Spanyol. Indonesia ikut yang mana?
Sistem poin penalti
Kubu Rossi semakin panas karena mereka merasa peluang untuk merebut gelar juara pertama dalam enam tahun "diamputasi". Rossi dikenai tiga poin penalti gara-gara “tendangan” tersebut.
Karena sudah mendapat satu poin penalti di MotoGP San Marino, penalti poin Rossi menjadi empat. Sanksinya, memulai balapan di seri selanjutnya di Valencia, pada 8 November mendatang dari posisi paling buncit.
Bagi mereka yang belum tahu poin penalti, ini bukan pengurangan poin. Ini adalah sanksi yang ditentukan berdasarkan akumulasi poin. Aturan ini diberlakukan karena maraknya manuver berbahaya di kejuaraan dunia balap motor.
Setiap kesalahan dibobot dengan poin berkisar 1-10. Pada akumulasi tertentu, pembalap dikenai hukuman sebagai berikut.
Poin empat: Pebalap start dari urutan paling belakang pada seri berikutnya.
Poin tujuh: Pebalap start dari pit lane pada seri berikutnya.
Poin sepuluh: Pebalap didiskualifikasi dari race berikutnya.
Jika menyimak video rekaman kronologi "tendangan" Rossi kepada Marquez yang banyak beredar di sosial media, kita pasti dengan gampang menyimpulkan betapa Marquez memang berusaha memprovokasi Rossi.
Pebalap 22 tahun itu menempel ketat Rossi. Bahkan mendorongnya untuk keluar dari line. Terlihat jelas upaya juara dunia termuda itu untuk membuat Rossi marah. Kemudian terjadilah "tendangan maut" itu.
Baik Rossi maupun Marquez sejatinya memiliki alasan untuk melakukannya. Rossi punya alasan untuk menendang, sedangkan Marquez punya alasan untuk memprovokasi.
Membara sejak MotoGP Argentina
MotoGP Argentina pada 19 April adalah awal mula konflik Rossi versus Marquez. Hal ini juga sudah diakui oleh tim Repsol Honda. Bahkan manajer pembalap Honda Emilio Alzamora mengatakan bahwa tindakan Marquez tersebut merupakan balas dendam atas insiden di Argentina.
Saat itu Rossi dianggap melakukan manuver berbahaya yang mengakibatkan Marquez terjatuh dan gagal finis. "Aku mendapat konfirmasi dari Alzamora. Dia bilang Marc menganggap akulah yang membuatnya kehilangan titel juara dunia,” kata Rossi dalam jumpa pers di Malaysia.
Sebenarnya, apa yang terjadi di Argentina?
Di Negeri Tango tersebut, Rossi dan Marquez terlibat duel ketat di lap terakhir balapan. Keduanya saling overtake. Posisi motor Rossi sudah berada di depan Marquez saat roda belakang Yamaha YZR-M1 miliknya menyenggol roda depan pebalap Repsol Honda tersebut.
Marquez pun jatuh. Begitu jatuh, dia langsung berlari menuju motornya. Tapi karena mesin motor mati, dia sangat kesal sehingga memukuli Honda RC213V. Ekspresi kekecewaannya karena terjatuh terlihat jelas.